#717 Musuh Bebuyutan yang Membuat Bangsa Belanda Kreatif

Ayooo tebaak?
yup, betul sekali teman-teman. The oldest enemy that the Netherland has: WATER. Belanda dikenal dengan nama Netherlands yang berarti tanah rendah. Seperempat daratan Belanda berada di bawah permukaan laut. Bisa dibayangkan bagaimana Bangsa Belanda harus berpikir keras agar tidak tersapu air laut.

Tahun 1953 terjadi terjangan badai Laut Utara yang menewaskan 1835 orang dalam satu malam. Sebuah bencana nasional. Untuk mencegah hal ini terjadi lagi, dilaksanakanlah megaproject Deltaworks, sistem pertahanan banjir sepanjang Laut Utara. Deltaworks terdiri dari 13 bendungan raksasa dan menghabiskan waktu 30 tahun.

Bendungan dengan konstruksi paling rumit ini masuk ke dalam 7 wonders of the modern world. Banyak dijadikan referensi untuk keperluan studi teknologi manajemen air.

Mari kita telusuri lebih jauh sejarah Belanda yang membuat bangsa Belanda semakin kreatif karena air.

Terbatasnya daratan, memaksa Belanda mengeringkan sebagian perairan untuk pemukiman penduduk. Pengeringan Danau Beemster tahun 1612 adalah contoh mengagumkan bagaimana bangsa Belanda “menciptakan” sebagian besar daratan di bagian utara, barat dan barat daya. 43 kincir angin digunakan untuk memompa air hingga danau kering. Kincir angin dapat ditemukan hampir disetiap penjuru negeri Belanda untuk mengatasi banjir, membantu pertanian dan peternakan, hingga Belanda pun dijuluki negeri kincir angin. Kincir angin di Beemster dan kinderdijk tercatat dalam World Heritage UNESCO dan menjadi megnet ratusan ribu turis asing tiap tahunnya.

Lagi-lagi soal air, seusai banjir besar, campuran lumpur dan pasir mengakibatkan tanah menjadi subur. Hal ini dimanfaatkan orang-orang Belanda untuk membudidayakan bunga tulip. Ratusan ribu turis dari penjuru dunia datang ke flower exhibition di Keukenhof untuk menikmati keindahan tulip, dan bulb flowers lainnya yang terhampar bak permadani.

Kita beralih ke Amsterdam, ibu kota sekaligus kota terbesar di Belanda. Pada abad ke-17, meningkatnya imigran, menimbulkan permasalahan karena terbatasnya lahan. Berkat kecerdasan dan kreativitas Bangsa Belanda, dibangunlah tata kota Amsterdam yang memadukan elemen fungsional dan artistik. Jika dilihat dari udara, kanal-kanal Amsterdam membentuk setengah lingkaran terdiri dari kanal Herengracht, Keizergracht dan Prinsengracht di tengah kota. Kanal-kanal ini dimanfaatkan untuk memanjakan turis menyusuri keindahan kota menggunakan water-bus. Pada tahun 2010, prestasi Belanda bertambah dengan terdaftarnya kanal-kanal Amsterdam sebagai  World Heritage UNESCO.

Kreativitas Belanda yang dipicu “musuh bebuyutannya” tidak berhenti dan hanya dikenang sebagai sejarah. Namun, terus berlanjut hingga sekarang, terlebih untuk mengatasi kenaikan air laut akibat global warming.  Tahun 2008 Komisi Delta merencanakan improvement terhadap Deltaworks yang akan melindungi Belanda minimalnya sampai tahun 2100. Begitupun kincir angin yang dimanfaatkan sebagai penghasil energi altenatif ramah lingkungan, seperti di Plevoland-Lelystad yang terus di-expand. Hal ini menepatkan Belanda ke dalam 10 besar negara yang menggunakan kincir angin untuk menghasilkan tenaga listrik.

Sederetan hal di atas menjadi bukti kreativitas bangsa Belanda yang dipicu musuh bebuyutannya yaitu air. Tak heran jika Herman Scholten mengatakan dalam bukunya:

“Holland, surprisingly versatile” (Belanda, mengejutkan, cakap di berbagai bidang).

Semoga kita yang dari dulu sudah dimanjakan dengan Sumber Daya Alam yang melimpah di negeri kita tercinta INDONESIA, ketika menghadapi permasalahan yang kita anggap “musuh” harus bisa menjadikan “musuh” tersebut sebagai pemicu kreativitas kita. Orang-orang kreatif mampu melihat sesuatu yang orang biasa tak mampu melihatnya…

MOST PEOPLE SEE WINDMILLS, YOU SEE ENERGY

– ditulis oleh Nurlela